SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Selasa, 04 Agustus 2009

SATU HARUS JATUH MENGHASILKAN BANYAK BUAH


ARWAH II

Dan 12:1-3
“Semua orang yang sudah tidur dalam debu tanah akan bangun.”

Rm 6:3-4.8-11
“Kita yang mati bersama Kristus akan hidup bersama Kristus.”

Yoh 12:20-33
“Aku datang ke dunia untuk menarik semua orang datang kepada-Ku .”

Kematian yang pasti datang.
Peristiwa kematian memang tidak disukai setiap manusia. Seringkali jiwa kita berontak berhadapan dengan peristiwa kematian, lebih-lebih bila kematian itu menimpa anggota keluarga kita yang kita cintai. Kita lupa bahwa justru di balik peristiwa kematian ada kehidupan, yaitu kehidupan baru yang kekal.

Hikmah dari kematian.
Pernyataan Kristus tentang biji gandum yang mati memberi harapan kepada kita, yaitu: “Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia menghasilkan banyak buah.” Kristus sendirilah biji gandum itu: Ia rela mati agar menghasilkan banyak buah. Buah-buah itu ialah kita. Yesus pun langsung mengundang kita juga untuk ditaburkan di dunia ini, dan rela mati untuk menghasilkan banyak buah. Itulah misteri kesengsaraan yang subur. Rasul Paulus pun bersaksi, bahwa kita yang mati bersama Kristus akan hidup bersama Kristus. Kita yang dibaptis berarti mati bersama Kristus supaya boleh bangkit bersama Kristus. Dengan dibaptis yang menyatukan kita dengan Kristus, dosa kita dibenamkan dalam kematian Kristus kemudian hidup hanya bagi Allah. Seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian pula kita mulai menjalani hidup yang baru di surga.

Kematian sebagai jalan menuju kehidupan kekal.
Dari situlah semua orang yang sudah tidur dalam debu tanah akan dibangunkan oleh Yesus dan kita yang sudah tertulis dalam kitab akan memperoleh hidup kekal. Yesus berkata, bahwa orang yang merelakan nyawanya di dunia ini demi Dia akan dipertahankan-Nya untuk hidup kekal dan dimuliakan Allah. Hal ini sesuai dengan janji-Nya bahwa setelah Ia ditinggikan dari bumi ini, kita akan ditarik untuk berbahagia bersama-Nya di surga.

Bagaimana dengan saudara kita?
Kematian, dengan ini bukan lagi suatu kemalangan dan kehampaan hidup, tetapi sebuah jalan menuju kehidupan baru yang bersama Allah. Kepergian Saudara ini patut dilihat sebagai suatu peristiwa iman dan rahmat Allah. Kita yakin bahwa dia sekarang disambut oleh Allah dalam kebahagiaan kekal. (FX. Mgn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar