SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERJUMPA

Jumat, 10 Juli 2009

Dari penjala ikan menjadi penjala manusia.

MG BIASA III/B
Yun 3:1-5.10;
1 Kor 7:29-31;
Mrk 1:14-20

Setelah pulang dari mengunjungi warga, Pastor Juven, saya, dan Bapak Ketua Lingkungan melanjutkan sharing mengenai pengalaman hidup. Pastor Juven bercerita bahwa sebelum menjadi pastor, diminta oleh seorang boss dari Perancis untuk mengelola sebuah perusahaan besar. Bahkan sekarang ini ia masih ditunggu kalau ia mau. Tentu dengan imbalan yang memadai bagi seorang yang telah selesai mengikuti pendidikan pastor. Kebetulan ia pernah tinggal di Perancis dan fasih berbahasa Perancis.

Dalam hati kecilnya kalau ia mau menerima tawaran itu akan kaya raya bergelimang harta karena duitnya pasti banyak. Namun ia sadar bahwa uang, jabatan dan kekuasaan itu sifatnya tidak kekal. Jabatan kekuasaan bisa lepas dan uang bisa ludes.
Akhirnya ia kembali pada pilihan pertama yaitu menjadi menjadi pastor sampai sekarang ini. Ia lebih memilih menjadi pelayan atau penjala manusia, seperti Simon dan Andreas dalam bacaan Injil tadi. Dari “penjala ikan menjadi penjala manusia”, suatu tingkatan cara hidup yang berbeda dan lebih menantang.

Berbicara tentang pilihan hidup, manusia sering keliru menentukan pilihan. Di mana orang memilih hidup yang jauh dari harapan Tuhan. Berperang, bertikai, mengobarkan permusuhan dan menebarkan kebencian; tidak memandang sesamanya sebagai suatu teman seperjalanan dalam hidup.
Seharusnya dalam tugas pekerjaan maupun pelayanan, hendaknya kita lebih memperhatikan manusia daripada hanya sekedar mencari uang atau kekuasaan.
Panggilan itu mengajak kita untuk menciptakan dan memelihara kondisi manusiawi di dalam keluarga, tempat kerja maupun masyarakat kita, sehingga menjadi tempat yang menarik bagi setiap orang untuk tinggal.
Untuk itu bila saat ini kita tergoda oleh pilihan dan ajakan yang membuat jauh dari Tuhan, sebaiknya kita belajar dari pengalaman pastor Juven tadi, yaitu kembali kepada Tuhan, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Seperti pengalaman orang-orang Ninive yang menyesali perbuatannya dan bertobat sungguhan, membuat Tuhan cepat menyesali rancangan malapetaka yang telah digagas. Tuhan mengampuni orang-orang Ninive. Kita harus sadar bahwa dunia seperti yang kita kenal sekarang ini akan berlalu. Maka, karena waktunya sudah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil. (FX. Mgn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar